Wednesday, February 25, 2015

PEMBERIAN NAMA ANAK

Dodol (salah satu olan-olan siwaq)
BUANG AWU (MEMBUANG ABU)    

    Dalam Masyarakat adat Bayan, untuk memberikan nama anak yang baru lahir tidak serta merta pada saat lahir, tetapi harus ada ritual yang dilaksanakan yaitu buang awu atau selametan. Buang awu memiliki perbedaan denan selametan, dimana buang awu ini prosesinya lebih besar sehingga membutuhkan biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan selametan. Pemberian nama ini yang melakukan adalah Kyai Adat, karena nama akan menjadi penentu bagi prilaku si anak setelah besar (nama memiliki sifat-sifat tersendiri atau sesato).


    1. Buang awu
Buang awu untuk memberikan nama bai anak yang baru lahir akan dilaksanakan tergantung dari urup atau hari anak lahir, ada yang pelaksanaanya pada urip telu (3) yaitu tiga hari setelah anak lahir, ada yang urip lima yaitu lima hari setelah anak lahir dan ada juga yang nutulin yaitu sama harinya dengan kelahiran anak.
Pada prosesi secara buang awu harus membuat olan-olan siwaq (makanan Sembilan jenis), yaitu dodol, wajik, peset, jongkong, bubur petak, bubur abang, gegulik, kelepon dan surabi. Olan-olan siwaq ini diyakini oleh Masyarakat adat sebagai bentuk dari segala rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa karena telah diberikan keturunan. Dalam buang awu ini, hewan yang dikorbankan paling tidak adalah kambing.

   2. Selametan
Dalam proses selametan ini pelaksanaanya lebih ringan, baik dalam pengerjaannya maupun biaya yang dibutuhkan. Selametan tidak harus membuat olan-olan siwak, yang dikorbankanpun adalah ayam tidak harus kambing. Sehingga prosesi ini lebih banyak dilaksanakan oleh Masyarakat adat yang memiliki ekonomi yang lebih rendah.

No comments:

Post a Comment