Sunday, March 12, 2023

Bagian Kedelapan "Kisah Legendaris Perempuan Lombok, Denda Cilinaya"


Pada episode sebelumnya, Amaq Bangkol melihat istrinya yang sedang berjalan tergesa mendekati rumah, Amaq Bangkol terkejut, dikira istrinya sedang dikejar babi. Amaq Bangkol secepatnya mengambil parang dan mengajak anjingnya, menghampiri Inaq Bangkol. Amaq Bangkolpun kembali terkejut, setelah melihat apa yang digendong oleh istrinya.

Monday, March 6, 2023

Bagian Ketujuh "Kisah Legendaris Perempuan Lombok, Denda Cilinaya"


Pada episode sebelumnya, romobongan Datu Daha dan Datu Keling sedang melakukan perjalanan pulang dari Kayangan. Rombongan Datu Daha berada dibarisan paling belakang, sampai akhirnya Denda Ratsasih diterbangkan oleh angin puting beliung yang kencang. Beberapa saat kemudian, anginpun mulai mereda, semua sibuk mencari kesemua penjuru. Salah satu dari mereka melihat keatas, diantara debu dan ranting terlihat sosok anak kecil yang terbawa angin tanpa arah, serentak yang lainpun memalihkan pandangan mereka kelangit, terlihat mulai tak jelas, dan akhirnya menghilang.

Banyak warga dan prajurit mencari keseluruh penjuru, ada yang kearah timur, kepesisir laut bagian utara, kearah barat, dan kearah gunung dibagian selatan, tetapi tetap tidak ketemu.

Friday, March 3, 2023

Apa Sebenarnya Makna Kawin Lari di Lombok Sehingga Masih di Pertahankan Sampai Sekarang?...


Masyarakat luas saat ini banyak yang menganggap bahwa tradisi Kawin Lari merupakan bentuk budaya yan tidak patut dipertahankan, lebih-lebih ini terjadi di daerah yang terkenal dengan sebutan 1.000 Masjid. Lombok yang mayoritas muslim ini sebagian besar memang mesih menjadikan tradisi bersatunya insan dengan Kawin Lari.

Kesan yang pertama kali muncul adalah kebiasaan perkawinan tanpa restu orang tua, sehingga laki-laki yang mengambil perempuan sering kali disebut dengan maling. Banyak juga yang menyebut tradisi Kawin Lari itu Memaling.

Bagian Keenam "Kisah Legendaris Perempuan Lombok, Denda Cilinaya"


Pada episode sebelumnya, Datu Keling bersama rombongan melakukan perjalanan ke Kayangan untuk melaksanakan ritual Potong rambut anaknya. Pada suatu persimpangan, bertemulah rombongan Datu Keling dengan Datu Daha.

Meskipun mereka tergabung dalam satu rombongan saat melaksanakan perjalanan ke Kayangan, tetapi banyak hal yang berbeda diantara mereka. Datu Daha bersama rombongan hanya membawa diri, bahkan tidak menunggangi kuda, tidak seperti Kakaknya Datu Keling.

Thursday, March 2, 2023

Bagian Kelima "Kisah Legendaris Perempuan Lombok, Denda Cilinaya"


Pada episode sebelumhya, Datu Daha bersama pengawal dan beberapa punggawa lainnya sedang menikmati kopi dan makanan yang disiapkan oleh Datu Keling. Merekapun langsung pamit setelah merasa cukup, karena haripun sudah mulai sore.

Setiba di Keraton, Datu Daha menceritakan tentang Datu Keling yang sudah punya anak laki-laki kepada permaisuri. Oh bagus, jawab permaisuri. Tinggal kita yang belum punya keturunan, tambahnya.

Hari terus berlalu, permaisuri selalu bertanya dalam diri, kapan saya akan melahirkan?

Bagian Keempat "Kisah Legendaris Perempuan Lombok, Denda Cilinaya"


Pada episode sebelumnya, dikisahkan tentang Dahu Daha dan Datu Keling yang menyampaikan nazarnya saat berdo’a di Kayangan. Datu Daha akan membawa 2 ekor kerbau berhiaskan emas dan lain-lain, sementara Datu Keling akan membawa perlengkapan sirih dan pinang, sampai akhirnya ditertawakan oleh rombongan yang hadir.

Tentu nazar ke 2 Raja tersohor di Lombok yang sangat berbeda akan menimbulkan pertanyaan dihati kita semua, apakah Datu Keling menyampaikan hal tersebut karena kesederhanaan, atau mungkin karena kepelitannya?

Wednesday, March 1, 2023

Bagian Ketiga "Cerita Legendaris Perempuan Lombok, Denda Cilinaya"


Kedua Raja bersama keluarganya duduk dibawah pohon beringin. Datu Daha segera memerintahkan anak buahnya untuk memanggil penunggu tempat yang keramat tersebut. Bergegaslah salah satu dari anak buah Datu Daha masuk ke Kayangan untuk memanggil. Setelah bertemu, dengan posisi duduk bersila, sang prajurit langsung menyampaikan tujuan rombongan datang ke Kayangan, serta Datu Daha dan Datu Keling sedang menunggu diluar.

Mendengar pesan tentang kedatangan 2 Raja untuk meminta pertolongan di Kayangan, sang penunggu langsung keluar bersama sang utusan untuk menyambut kedatangan Raja Daha dan Raja Keling.