Wednesday, March 4, 2015

PENDIDIKAN MASYARAKAT ADAT

MI & MTs. MT. LA. Apel
PENDIDIKAN MASYARAKAT ADAT

        Sikap dan prilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, baik itu keluarga maupun lingkungan Masyarakat, serta yang tidak kalah penting adalah kesejarahan kehidupan yang dialami. Pada kesejarahan yang ada di Masyarakat Adat yang sangat terkesan adalah pada masa Orde Baru, yang tentunya sangat erat hubungannya pada masa penjajahan Belanda, dimana yang bisa menikmati pendidikan hanya orang-orang tertentu (Bangsawan), hingga pada akhirnya yang menempati kepemerintahan hanya orang-orang tersebut dimasa Orde Baru.


     Orde Baru, kita sama-sama sudah menetahui bagaimana pemerintahan dijalankan dan juga demokrasinya. Para pejabat Negara pada saat itu berusaha untuk mengangkat keluarganya dalam setiap Lembaga Kepemerintahan. Pada masa Orde Baru ini juga ada beberapa tindakan demo yang dilakukan oleh Masyarakat Adat karena hak sebagai warga Negara untuk dipilih dalam keperintahan Desa dicegat oleh sebagian orang yang duduk di Kepemerintahan pada saat itu.

        Pengalaman pahit yang dialami Masyarakat Adat ini sangat mempengaruhi prilaki mereka, sehingga menimbulkan kata-kata yang menyatakan “nyarak poro sekolah, mok jari Presiden sorak” yang artinya tidak perlu sekolah, karena tidak dapat jadi Presiden. Kata itu memiliki makna bahwa dari bangku pendidikan tidak ada peluang sedikitpun dari Masyarakat Adat untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik walaupun mereka memiliki pendidikan tinggi. Hal-hal tersebut yang menjadikan banyak kita temukan minimnya pendidikan Masyarakat Adat, khususnya dari Kepembekelan Karang Bajo.

      Berakhirnya Orde Baru, dan munculnya Reformasi sangat banyak dirasakan manfaatnya oleh Masyarakat Adat. Sejak itu mereka berbondong-bondong untuk memperoleh pndidikan setinggi-tingginya. Saat ini banyak Masyarakat Adat yang bekerja di kantor-kantor keperintahan, sekolah negeri dan suwasta, bahkan sudah mampu membuat kelembagaan Masyarakat Adat, yang tujuannya untuk meningkatkan tarap hidup mereka.

        Lembaga-lembaga yang sudah dibentuk oleh Masyarakat Adat seperti :

1.    Lembaga Pranata Adat Gubuk Karang Bajo – Bayan, lembaga ini adalah untuk berhubungan dengan pemrintah dan lembaga panding lainnya demi memperoleh kemajuan-kemajuan dalam ilmu dan teknologi maupun fisik.

2.    Koperasi Serba Usaha “Sebaya Tanta”, yaitu lembaga koperasi Masyarakat Adat sebagi wadah untuk mengatur kebutuhan dan keuangan Masyarakat Adat yang berupa permodalan maupun penjualan.

3.    Lembaga Pemuda Adat “Pranata Karang Bajo”, adalah lembaga untuk mengkafer kemampuan dari para pemuda, baik itu skil dalam membuat miniature, anyam-anyaman, bangunan, dan lain-lainnya.

4.    Lembaga Perempuan Adat “Praniti Karang Bajo”, yaitu untuk mengumpulkan setiap skil yang dimiliki oleh perempuan adat. Pada kelompok perempuan ini juga ada yang dibentuk “Stuk Jajak Bilang Bale”, yaitu kelompok tenun.

        Tingginya pendidikan Masyarakat Adat, dan adanya Reformasi inilah yang menjadikan Masyarakat mengambil langkah besar untuk mendapatkan Otonomi, sehingga terbentuklah keperintahan Desa baru yang namanya diambil dari Kampung Adat Karang Bajo, sehingga sekarang menjadi Desa Karang Bajo. Prestasi Desa Karang Bajo sangat luar biasa, walapun berdiri sekitar sepuluh tahun. Banyak penghargaan yang diperoleh, baik tingkat Daerah maupun tingkat Nasional, dan bahkan sekarang sudah menjadi Desa Siaga Akatif.

No comments:

Post a Comment