Balai Pusaka Sebaya Tanta |
BALAI PUSAKA SEBAYA TANTA
Dari hasil Konferensi Pulau Kecil Indonesia pada bulan Mei tahun 2010, salah satu kesepakatan yang muncul adalah untuk membangun suatu kawasan model pengembangan rancang bangun infrastruktur dan kearsitekturan yang berkarakter (ekologis, sosial – budaya dan ekonomik) kepulauan (pulau Lombok) dan berperspektif perubahan iklim. Pengembangan ‘Model’ disepakati akan dilakuakn di Kabupaten Lombok Utara dengan pertimbangan bahwa KLU adalah kabupaten baru, kondisi geografis dan geologis yang berkarakter pulau, eksistensi nilai – nilai local dan masyarakat adat, dan sudah ada embrio untuk dijadikan model, yaitu Kecamatan Bayan yang telah disepakati sebagai Kawasan Kebudayaan.
Dari hasil Konferensi Pulau Kecil Indonesia pada bulan Mei tahun 2010, salah satu kesepakatan yang muncul adalah untuk membangun suatu kawasan model pengembangan rancang bangun infrastruktur dan kearsitekturan yang berkarakter (ekologis, sosial – budaya dan ekonomik) kepulauan (pulau Lombok) dan berperspektif perubahan iklim. Pengembangan ‘Model’ disepakati akan dilakuakn di Kabupaten Lombok Utara dengan pertimbangan bahwa KLU adalah kabupaten baru, kondisi geografis dan geologis yang berkarakter pulau, eksistensi nilai – nilai local dan masyarakat adat, dan sudah ada embrio untuk dijadikan model, yaitu Kecamatan Bayan yang telah disepakati sebagai Kawasan Kebudayaan.
Pasca konferensi, gagasan tersebut ditindaklanjuti dengan penyusunan draft konsep pengembangan model kawasan dimaksud. Embrio model kawasan dalam konsep tersebut adalah dusun Jambianom sebagai model Eco-Tourism Village dan desa Karang Bajo sebagai model Eco-Techno Village.
Konsep Echo-Techno Village sebagai landasan pengembangan Desa Karang Bajo sebagai model pengembangan Desa adat ini telah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Dari konsep tersebut, Desa Karang Bajo akan berfungsi sebagai ;
1. Pusat penelitan dan pengembangan teknologi arsitektur tradisional dan berbahan baku lokal,
2. Pusat pengelolaan pengetahuan local / masyarakat adat Paer Daya - KLU.
Konsep tersebut telah mendapatkan dukungan dari beberapa pihak, salah satunya dari BPTPT Denpasar. Sebagai Badan Pengembangan Teknologi Permukiman, BPTPT Denpasar telah menyumbangkan 3 model bangunan yang menggunakan material dari bahan lokal, berupa Bale Gundem (terbuat dari limbah batu apung), Home Stay (terbuat dari Bambu Laminasi), dan Berugaq Sakenam (terbuat dari kayu Sengon Laminasi). Diharapkan pembangunan ini menjadi titik awal aktivitas warga dalam rangka mendorong keberdayaan masyarakat adat. Sebagai model pengembangan desa adat, konsep besar ini disepakati dinamakan sebagai Pusaka (Pusat Keberdayaan Warga) “SEBAYA TANTA”. Pembangunan 3 model bangunan tersebut telah dimulai semenjak bulan Januari 2011, yang peletakan batu pertamanya dilakukan pada tanggal 7 Maret 2011, dan saat ini bangunan tersebut telah selesai dibangun.
Peresmian Bangunan Model Pusaka “SEBAYA TANTA” pada tanggal 14 Juli Tahun 2011 . Model Kawasan yang dikembangkan ini merupakan model yang pertama di Indonesia. Jika dikelola dengan baik tentu akan dapat menjadi pusat pembelajaran bagi warga Indonesia lainnya. Dukungan dari semua pihak atas pengembangan model ini sangat penting bagi Kabupaten Lombok Utara kedepan.
No comments:
Post a Comment