Saturday, July 9, 2016

Ziarah Kubur

Sudah menjadi rutinitas setiap tahun bagi Masyarakat Muslim yang ada di Bayan, Kabupaten Lombok Utara
untuk mengunjungi kuburan para terdahulunya waktu Idul Fitri. Mengomandangkan kebesaran Allah dihari kemenangan, shalat Idul Fitri, zikir bersama, dan setelah itu Ziarah Kubur. Setelah melaksanakan rentetan kegiatan tersebut maka mengunjungi para orang tua, tetangga, kerabat untuk saling bermaaf-maafan atau lahir bathin.

Lahir Bathin selalu dilakukan selama bulan syawal, dimanapun bertemu dengan orang - orang yang memang saling mengenal atau sering malakukan aktipitas bareng. Salah satu tempat yang paling sering dijadikan sebagai tempat untuk silaturrahmi atau lahir bathin adalah di kuburan saat sama-sama ziarah kubur para orang tua atau leluhur masing-masing.


Ziarah Kubur ini dilakukan dengan berbagai macam cara dan bentuk, ada yang datang bersama keluarga saja, ada yang datang dengan membawa Al-Qur'an, ada yang membawa air putih, ada juga yang membawa berbagai macam jenis makanan dan minuman. Dalam melakukan doa juga terlihat perbedaan, ada yang hanya membasuh muka diatas kuburan leluhurnya, ada yang berzikir, membaca surat yasin, dan ada juga yang berdoa dengan menggunakan cara sendiri atau secara Adat Bayan. Busanapun demikian, ada yang memakai peci, dan ada juga yang menngunakan pakaian Adat Bayan. Pada intinya, niat dari semuanya adalah untuk meminta kepada yang kuasa diberikan kelapangan kepada para leluhur atau orang tua mereka di alam kubur, serta diampuni dosa-dosanya.

Acara Ziarah Kubur merupakan moment yang mampu menyatukan ratusan keluarga untuk saling silaturrahmi dan lahir bathin di tempat peristirahatan para pendahulu atau keluarga mereka. Makanan dan minuman yang dibawa oleh setiap keluarga itu disantap bersama-sama oleh siapa saja yang hadir. Sembari menikmati makanan akan ada obrolan tentang kehidupan masing-masing, dan hal inilah yang membuat ikatan sosial Masyarakat Bayan yang sampai saat ini masih terjaga disamping kegiatan Ritual Adatnya.

Masyarakat Adat Bayan yang terbentuk dari sejarah kecintaan terhadap Islam yang dibuktikan dengan Masjid Kuno Bayan ini memang memiliki banyak budaya dan tradisi. Budaya dan tradisi yang bisa dilihat dengan setiap acara besar keagamaan yang dilaksanakan dengan dua cara seperti, Idul Fitri atau satu sawal dilaksanakan berdasarkan ketentuan dari Kementrian Agama Republik Indonesia, tetapi dilakukan juga dengan Bayan yang disebut dengan Lebaran Tinggi. Idul Fitri secara umum dengan Lebaran Tinggi memiliki perbedaan waktu pelaksanaan, selisih harinya ada dua dan juga ada yang memiliki selisih tiga hari.

Acuan untuk menentukan satu syawal ini memang memiliki hitungan perbintangan atau kalender masing-masing, secara umum itu mengikuti Hijriah, tetapi Masyarakat Adat Bayan juga memiliki kalender Asat tersendiri yang disebut dengan "Wariga Sereat Adat Bayan".

Wariga Sereat Adat Bayan sudah memiliki hitungan atau rumus pasti, sehingga setiap tahunnya bisa diketahui kapan pelaksanaan hari besar Agama Islam secara adatnya. Pelaksanaan secara adat selalu mundur, artinya acara keagamaan secara umum (Kementrian Agama) selalu lebih cepat dua atau tiga hari dibandingkan dengan secara Adat Bayannya.

Ziarah Kubur hanya dilakukan pada saat Idul Fitri secara umum saja, sedangkan Lebaran Tinngi tidak dilaksanakan untuk kegiatan Ziarah Kuburnya. Sholat Idul Fitri secara umum dilaksanakan setiap Masjid oleh umat muslim, sedangkan waktu Lebaran Tinggi hanya dilakukan oleh Kyai Adat saja, dan itupun hanya dilakukan di Masjid Kuno.

No comments:

Post a Comment