Friday, June 17, 2016

Festival Bambu Masyarakat Adat Bayan


Festival Budaya

Pestival Budaya Masyarakat Adat Bayan akan dilaksanakan pada tanggal 14 s/d 15 Juli 2016, di Labuhan Carik Bayan, Lombok Utara. Tema yang akan diangkat dalam pestival tersebut adalah Bambu, dimana bamboo memiliki peran sangat penting dalam Masyarakat Adat.

Pameran alat tradisional berbahan dasar bambu. 

Kesemua jenis permainan tersebut akan dipamerkan bentuk aslinya dan ada juga yang akan dipamerkan dalam bentuk foto karena ada bberapa alat permainan yang sudah tidak diproduksi lagi. Bahan dasar keseluruhan pameran, perlengkapan ritual, perlengkapan ruah tangga, artsitektur, dan kebutuhan pertanian masyarakat adat Bayan  ini bahan dasarnya dari
Bambu. 

 Permianan
 
seluring, engkang, cungklik, beledok, tulup, layangan, klenang, milit, egrang, kul-kul, kelok jangkrik.

Seruling, merupakan alat music yang terbuat dari bamboo jenis “biloq”, seruling ini digunakan untuk alat music Gendang Beleq, Seni Dewa, Cupak Gurantang, Joget Lawas, dan bahkan pada jenis modern digunakan juga untuk Dangdut.

Engkang, merupakan sebuah alat  yang digunakan oleh orang tua untuk menganjari anaknya belajar jalan, engkang terbuat dari jenis bamboo “Treng” dan “santong”.

Cungklik, adalah jenis alat music yang digunakan dengan cara dipukul, suara yang dihasilkan adalah nada do, re, mi, pa, sol, la, si, do. Jenid alat music ini dimainkan oleh satu orang. Pada zaman dahulu music ini dimainkan saat menikati suasana disekitar arela pertanian atau dipondok sawah sambil menikmati indahnya pemandanagan pertanian dan angin yang spoi-spoi.

Beledok, adalah jenis permainan yang terbuat dari bamboo santong, beledok ini seperti senjata yang mengeluarkan peluru dari buku bekas atau buah tumbuhan seperti sengit.

Tulup, merupakan senjata yang terbuat dari bamboo jenis “biloq” yang digunakan dengan cara ditiup. Pada masa lampau ini digunakan untuk berburu rusa dan lainnya, biloq diberikan senjata yang beracun.

Layangan, merupakan jenis permainan yang terbuat dari bamboo yang dibuat sedemikian rupa dengan keseimbangannya sehingga bisa terbang diangkasa.

Klenang, Marupakan bamboo yang dipasang pada bagian bawah alat music derama gong sehingga suara yang dihasilkan bisa menjadi baik dan bagus.

Milit, yaitu sebuah alat unutuk mengetahui arah dan kekencangan angin yang dipasang pada pohon yang sangat tinggi, sehingga suara yang dihasilkan kita bisa mengetahui besar angin dimalam hari sebagai antisipasi dalam bencana angin terutama untuk pertanian.

Egrang, adalah jenis permainan yang terbuat dari bamboo dan dipasangkan kayu atau lainnya sebagai pijakan kaki.

Kul-Kul, adalah alat yang terbuat dari bamboo yang diberikan lubang pada bagian tengah, kul-kul ini pada umunya disebut juga “kentongan”.

Kelok Jengkrik, adalah bamboo yang dilubangi untuk menyimpan binatang jangkrik laki-laki, suara yang dihasilkan jangkrik tersebut akan menakuti tikus yang ada di dalam rumah. 

Perlengkapan ritual 

ancak, gidik, alat qhitan, kelonan pare, tempan, balen unggun, alat pelunak

Ancak
Ancak,  bambu yang dipecah menjadi bagian kecil-kecil dengan panjang sesiku dan baut berbentuk persegi empat, ini digunakan pada ritual kematian, lebaran tinggi, dan lebaran pendek.

Gidik, adalah bagian terluar dari bambu yang jika dibuat tipis akan menghasilkan ketajaman yang sangat luar biasa, dan karena ketajamannya inilah digunakan untuk memotong pusar anak yang baru lahir oleh para orang terdahulu sebelum adanya pisau.

Alat Qhitan, Bambu digunakan untuk menjepit ujung penis, sehingga pada saat dipotong tidak melukai bagian dalam penis.

Kelonan Pare, Padi bulu yang baru dipanen akan dikeringkan sebelum diikat, saat pengeringan tersebut bambu digunakan untuk menyandarkan padi bulu .

Tempan
Tempan, Adalah bambu yang digunakan untuk memisahkan padi dari tangkainya, kegiatan ini pada zaman dahulu selalu dilakukan sebelum adanya mesin penggilingan padi, dan sekarang hanya dilakukan pada saat ritual maulid adat, qhitan adat, dan ritual kematian.

Balen Unggun, Adalah tempan untuk menyimpan dedak padi padi yang sudak ditumbuk pada saat ritual maulid adat, tempat dibuatnya balen unggun ini adalah disebelah utara kampu karang bajo, atau berdekatan dengan lokasi penumbukan padi.
Balen Unggun

Alat Pelunak Bumbu, Pada saat ritual besar yang dilakukan oleh masyarakat adat bayan seperti Qhitan Adat, Maulid, dan lain-lain pada zaman dahulu sebelum adanya mesin pelunak bumbu seperti sekarang ini mereka menggunakan bambu, bambu ini dilubangi pada bagian tenganya, sehingga pada saat dilumatkan dengan pisau tidak tertumpah.

cukit surabi, onggar-onggar, jojor lilit, tiang langit-langit, rombong penyerah ritual umum, keranda, lemban selawat, rombong penerah selawat.

Cukit Sirabi, Adalah bambu yang pada ujungnya dibuat sedikut tipis, pada bagian yang tipis itulah yang digunakan untuk membuka bagian makanan surabi yang lengket pada alat masak. Kegiatan ini dalam ritual selalu dilakukan saat membuat makanan jenis surabi seperti pada ritual kematian.

Onggar – onggar merupakan sebuah gagan/pegangan untuk jajanan ketan/Renggi  yang terbuat dari bambu yang di pecah, dan  onggar onggar ini dipasang sebagai hiasan sajian(andang-andang bahasa Bayan nya) dan biasanya dijumpai saat acara kurisan dan khitanan. Andang-andang yyang didalamnya terdapat Onggar-onggar ini akan diberikan kepada orang membacakan lontar pada saat acara.

Jojor Lilit
Jojor Lilit, meskipun pada zaman yang sekarang ini sudah ada lampu listrik, masyarakat adat bayan pada saat ritual tertentu masih menggunakan lampu dari jarak atau disebut dengan ‘jojor lilit”. Tempat menempelkan jarak yang sudah ditumbuk lunak akan ditempelkan pada bambu.

Tiang Langit-langit, saat jenazah yang dibawa kekubur dalam Masyarakat Adat bayan selalu pada baian kepala dipayungi dengan kain putih yang bentuk segi emapt, tiap sudutnya akan diberikan tali dari benang, ujung benang tersebut akan diikatkan pada bambu, sehingga setelah pemakaman, bambu tersebut ditancapkan diatas kuburan tersebut.

Rombong Penyerah Ritual Umum, dalam setiap ritual yang dilakukan oleh Masyarakat Adat Bayan selalu memberikan “Beras Benang” kepada setiap tokoh yang membantu dalam prosesi adat. Beras Benang itu akan disimpan dalam dalam wadah yang disebut dengan “Rombong Peneyerah”

Keranda, Keranda meruapakan alat yang akan mengantarkan kita pada tempat terakhir diakhir kehidupan manusia. Dalam Masyarakat Adat Bayan, keranda tersebut selalu terbuat dari bambu.

Lemban Selawat, Untuk membawa barang dan bahan makanan yang diberikan kepada kyai pada saat ritual kematian oleh pihak keluarga yang meninggal akan dibawa dengan menggunakan alat yang terbuat dari bambu  yang idsebut “Lemban Selawat”, bentuk panjang, dan tiap ujungnya akan diberikan penyangga, tujuannya supaya barang yang dibawa tidak bergeser atau jatuh.

Rombong Penyerah Selawat, Ungkapan terima kasih pihak keluarga kepada Kyai Adat yang telah mendoakan dan menyolatkan jenazah keluarga yang sudah meninggal disebut “selawat”. Inti dari selawat tersebut adalah berupa beras dan uang bolong yang disimpan dalam sebuah wadah yang tersebuat dari bambu atau disebut dengan “Rombong Penyerah Selawat”, bentuknya ada kemiripan dengan bakul tempat penyimpanan nasi.

Peralatan rumah tangga.

Kelok air, seroung (topi), rombong, bakul, keleong (sulung), kipas (antep), alat jemur, gegala, sundung, kurung manuk, regang, kerundung burung, panggang ayam, tirai, pemals, kodong, bosang, kerok jala, anjah, selepit.

Kelok air, adalah alat yang digunakan untuk membawa air yang terbuat dari bambu .

Seroung
seroung (topi), Para petani saat bekerja disawah atau ladang akan menggunakan topi yang terbuat dari bambu atau “Seroung” untuk menepis panasnya sinar matahari dan juga untuk berteduh dari hujan.

Rombong, Merupakan tempat untuk menyimpan nasi oleh para ibu rumah tangga, rombong ini dibuat sedemikian rupa sehingga naymuk tidak bisa msuk dan juga nasi tidak cepat basi.
Rombong

bakul, dalam Masyrakat Adat Bayan menyebutnya keroq, bakul yang terbuat dari bambu ikat (treng) ini digunakan sebagai alat untuk membawa beras yang akan dibersihkan pada saat ritual-ritual Adat Bayan.

Kleong/Sulung
keleong (sulung), merupakan alat yang terbuat dari bambu iakat juga, fungsinya untuk membersihkan beras dari kotoran dedak atau yang lainnya.

kipas (antep), sebelum ada kipas angin, AC seperti sekarang ini masyarakat adat bayan untuk mendapatkan suasana sejuk membuat alat untuk menghilangkan udara panas yaitu kipas yang terbuat dari bambu, kipas ini juga digunakan untuk menyalakan api pada saat memasak dengan kayu bakar.

alat jemur, Masyarakat Bayan selalu mengeringkan pakaian setelah dicuci pada alat jemur yang disebut “Pengandoan”. Pengandoan ini berupakan bambu yang panjang dan biasa diletakkan sekitar rumah, sehingga pakaian yang dikeringkan bisa dijaga atau dikontrol jika ada hujan ataupun yang lainnya.

gegala, untuk memetik buah-buahan seperti jambu, mangga dan jenis buah lainnya yang posisinya sangat tinggi, maka yang digunakan adalah bambu yang lurus dan tinggi untuk memetik buah tersebut sebagai perpanjangan tangan, alat untuk memetik buah tersebut dinamakan “gegala”.

sundung, Petani biasanya akan menanam tanaman komak pada setiap pematang sawahnya, sehingga pada saat menbajak dengan menggunakan ternak seperti sapi atau kerbau maka harus ada alat untuk membungkan mulut ternak tersebut sehingga tidak memakan tanaman komak yang ada di pematang sawah, maka Masyarakat menggunakan “Sundung” untuk menutup mulut ternak yang terbuat dari bambu.

kurung manuk, disamping sebagai petani, Masyarakat Adat sebagai peternak sapi, kerbau, kambing, dan ayam (manuk).  Pada musim padi berbuah maka ayam yang ada disekitar areal pertanian selalu dimasukkan dalam sebuah wdah yang mengikat pergerakan ayam tersebut yang dinamakan “kerundung manuk”. Dengan alat ini maka dipastikan tidak akan mengganggu tanaman padi yang sedang berbuah disawah.

regang, Merupakan alat untuk membawa rumpun sebagai makanan ternak Sapi maupun kerbau. Regang ini terbuat dari bambu jenis “trenga” dan “santong”.

kerundung burung, Yaitu tempat untuk memelihara burung sehingga tidak lepas atau terbang bebas, biasanya dalam Masyarakat Adat Bayan yang dipelihara adalah burung jenis burung “berkutut”, karena menurut Masyarakat Adat burung jenis ini sebagi pertanda bahwa suatu rumah akan terasa damai dan tentram dengan suara yang dikeluarkan oleh burung tersebut, disamping burung berkutut juga bisa berkembang biak walaupun tinggal dalam sangkar yang terbuat dari bambu.

panggang ayam, dalam ritual-ritual tertentu, Masyarakat Adat Bayan harus membuat sajian makanan ayam bakar yang dipanggang, hal ini memang sudah menjadi tradisi bahwa setiap ayam yang bakar harus dipanggang. Contoh ritualnya seperti pada saat “selamet arta” (ritual saji kerama adat dalam perkawinan).

tirai, meruapakan alat untuk menjaga sutu tempat dari sinar matahari pada pagi dan sore hari, tirai ini biasa dipasang pada samping berugaq. Berugaq merupakan sebagai tempat untuk menerima tamu dalam Masyarakat Adat Bayan.

pemales, Adalah alat yang digunakan untuk memancing, jenis bambu yang digunakan sebagai pemales adalah “biloq”.

kodong, Merupakan alat penangkapan ikan. Kodong ini merupakan jenis penangkapan ikan dengan perangkap.

bosang, jika laki-laki dalam menvari rumput dengan menggunakan Regang, maka alat untuk membawa rumput bagi perempuan itu adalah “bosang”.

Kerok Jala
kerok jala, adalah alat yang terbuat dari bambu yang berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan hasil tangkapan ikan oleh para nelayan.

anjah, Rumah Masyarakat Adat memiliki Inan Bale sebagai ciri khas untuk memberikan peran perempuan dalam sebuah lingkungan keluarga, posisi dari inan bale ini sangat tinggi sehingga membutuhkan tangga atau dalam Masyarakat Adat Bayan menyebutnya “anjah”. Anjah ini juga digunakan dalam kebutuhan yang lain seperti memetik  buah yang tidak terlalu tinggi atau membersihkan bagian rumah yang atas, serta kebutuhan lain yang tidak bisa dijangkau dengan tangan

selepit. Dalam keseharian kita membutuhkan alat untuk memegang sesuatu karena memang tidak bisa dipegang dengan tangan. Dalam setiap ritual Masyarakat Adat Bayan selalu menyipakan kemenyan untuk dibakar pada puncak acara, untuk mengambil api tempat membakar kemenyan tersebut sehingga digunakan selepit.

Arsitektur

Rumah, masjid beleq, makam, berugak, lumbung, monjeng, lamin, ranjat, kelabang, tali, katir dan pagar,

Rumah Adat
Rumah, Masyarakat Adat Bayan memiliki rumah yang sebagian besar menggunakan bahan dari bambu seperti pada bagian atap ada usuk dan tali pengikat atap ilalang,  bagian samping sebagai pagar, dan didalam rumah sebagai lantai inan bale, amben beleq, dan amben beriq.

masjid beleq, Masjid Kuno Bayan pada bagian atap terbuat dari bambu yang disebut “santek”. Pagar keliling terbuat dari bambu juga. Masjid Kuno atau Masjid Beleq ini merupakan bukti peradaban perekembangan islam di Bayan.
Masjid Kuno

makam, Para tokoh yang sangat berperan dalam perkembangan islam di Bayan pada masa lampau dimakamkan sekitar Masjid Kuno Bayan, makam-makam tersebut atap dan pagarnya terbuat dari bambu semua. Makam tersebut adalah, Makam Reak, Makam Mas Pengulu, Makam Sesait, dan Makam Anyar.

Berugak
berugak, merupakan tempat penerimaan tamu dan sebagai tempat untuk pelaksanaan meriap atau makam bersama dalam Masyarakat Adat Bayan. Beruak ini memiliki bahan bambu pada atap yaitu sebagai usuk dan tali ikatnya, pada bagian lantainya juga terbuat dari bambu yang disebut “malaq”.

lumbung, Merupakan tempat penyimpanan padi bulu hasil panen masyarakat adat bayan, lumbung ini memiliki bahan bambu pada bagian atap sebagai usuk dan pengikat atap ilalangnya, dan pada bagian keliling yaitu sebagai pagarnya.
Lumbung

monjeng, Adalah tempat penyimpanan padi bulu dalam jangka waktu yang lebih singkat jika dibandingkan dengan lumbung, monjeng ini terbuat dari bambu pada bagian kelilingnya yaitu sebagai pagar.

lamin, Merupakan tempat penyimpanan alat rumah tangga yang posisinya didalam rumah , biasanya ditempatkan pada bagian sisi rumah/ dekat pagar.

ranjat, adalah tempat untuk menyimpan makanan yang sudah dimasak, ranjat ini berbentuk segi empat sama sisi. Fungsi lain juga sebagai tempat untuk menyimpan Al-Qur’an yang posisinya pada berugaq bagian atas, ini berlaku hanya untuk Kyai adat saja.

kelabang, Adalah alat pengeringan tembakao yang terbuat dari bambu, kelabang ini digunakan oleh para petani tembakau di lahan kering pada musim hujan dan sawah pada musim kemarau.

tali, Merupakan alat untuk mengikat semua atap rumah yang terbuat dari ilalang, dan juga sebagai pengikat lainnya. Jenis bambu sebagai pengikat ini disebut bambu “treng”. Fungsi bambu ikat lainnya adalah sebagai pengikat pada tangkai padi bulu sebelum dinaikkan ke lumbung .

katir, Meruapakan alat untuk keseimbangan perahu para nelayan, yang posisinya pada bagian samping kiri dan kanan perahu. Jenis bambu yang digunakan untuk katir ini adalah “petung”.

pagar, adalah bagian samping dalam semua arsitektur rumah adat ataupun bangunan lainnya seperti untuk Rumah, masjid kuno, lumbung, pagar keliling halaman rumah.

Kebutuhan pertanian 
 
Pancoran air, alat bajak, manjan, lunturan, lanjong, bentoan, lemban susuk dan Ani-ani.

Pancoran Air, merupakan bamboo yang yang digunakan untuk dalam pertanian sawah untuk menyalurkan air dari kali yang memangtidak bisa di airi secara langsung dan juga untuk saluran air dari petakan sawah yang satu ke lainnya, ini bertujuan untuk menghindari erosi pada petakan swah.

Alat Bajak merupakan alat yang digunakan untuk para petani dalam mengolah lahan, alat bajak ini ada untuk membelah tanah (lenggara) dan ada juga untuk meratakan tanah (gau).

Manjan, merupakan bamboo yang digunakan untuk tanaman komak yang selalu di tanam pada petakan sawah oleh Para Petani di Masyarakat Adat Bayan.

Lunturan, adalah bamboo  ikat yang diiris tipis sebagai penghubung atau tempat menjalarnya tanaman komak sehingga sampai pada puncak tertinggi manjan.

Lanjong, yaitu tempat bertenduh sementara para petani disekitar petakan sawah untuk mengusir burung yang mau memakan buah padi pada saat padi mulai berbuah sampai panen. Lanjong juga dalam Masyarakat Adat menyebutnya “sondo”.

Bentoan, adalah bamboo ikat yang ddiris dan dibentangkan diatas areal tanaman padi untuk mengusir burung yang mau memakan tanaman padi.

Lemban Susuk, adalah alat cukit yang terbuat dari bamboo, alat cukit ini digunakan untuk menaikan hasil panen padi yang sudah diikat untuk disimpan di Dalam lumbung.
Ani-ani, adalah alat yang digunakan untuk memanen padi bulu.

Pentas seni.

Tari Angin Halus.

Tari angin halus menceritakan  sebuah kisah/legenda tentang keberadaan dua kerajaan, yakni kerajaan Daha Negara dan kerajaan Kling Negara. Kedua raja ini setelah lama menjadi raja tidak menunjukkan ciri-ciri mendapat keturunan kedua raja ini bingung dan sedih dan pada akhirnya kedua raja ini bernazar agar mendapat keturunan. Raja Daha Negara bernazar kelak apabila dikaruniai seorang putra, sang raja bernazar mengadakan acara gawe Beleq diiringi perisaian 8 malam saat putranya dikhitan dan tak lama setelah bernazar sang permainsuri pun mengandung dan melahirkan seorang putra dan Raja pun membayar nazarnya. Sedangkan raja Kling Negara bernazar apabila mendapat seorang putri akan membawa seekor kerbau yang bertanduk emas dan berhias kain songket sutra ke gunung rinjani, dan tak lama setelah bernazar juga sang permainsuri mengandung dan melahirkan seorang putri. Namun sampai sang putri berumur 2 tahun tak kunjung juga sang raja membayar nazarnya. Pada akhirnya sewaktu ketika putri bermain di taman kerajaan tiba tiba angin kencang datang dan menerbangkan sang putri yang di beri nama Putri Cilinaya. Inilah kisah diciptakannya tari angin halus untuk mengenang kisanh putrid cilinaya.

Pentas wayang.

Wayang merupakan bentuk kesenian untuk menyampaikan pesan moral kepada Masyarakat Umum, wayang dalam pentas Pestival Budaya yang akan dilaksanakan kedepan ini diharapkan akan mengangkat nilai posotif yang ada di Masyarakat Adat Bayan untuk menepis stigma negatif yang saat ini beredar. Stigma negatif tyersebut adalah menganggap Masyarakat Adat Bayan merupakan kelompok komunitas yang menganut aliran sesat.

Tari minangin.

Minangin merupakan sebuah dendangan/ alunan suara menumbuk padi disebuah alat yang diberi nama rantok yang terbuat dari kayu dan tempan yang terbuat dari bambu, minangin ini biasanya dilakukan saat acara gawe belek khitanan dan acara ritual adat lainnya, alunan minangin ini menunjukan semangat kegotongroyongan/kebersamaan masyarakat adat. 

Tari ngalu aiq. 

Nglau aiq meruapakan salah satu prosesi yang dilakukan pada saat ritual gawe beleq Bayan, pada saat sekarang ini dibuat dalam sebuah kesenian tari yang disebut “tari ngalu aiq”.
  
Tari gegerok tandak.

Gegerok Tandak pada dasarnya berasal dari kata Barung dan Tandak. Barung artinya bareng atau bersama, sedangkan Tandak artinya metandang atau menari. Jadi Gegerok Tandak merupakan tarian yang dilakukan secara bersama. Pada Ritual Adat, Tarian ini dilakukan pada acara Qhitan (sunatan) yang melakukan prosesi majang.

No comments:

Post a Comment