Sunday, May 29, 2016

Gotong Royong



Gotong Royong

Azaz Gotong Royong di Negara Republik Indonesia sekarang hanya sebagai ungkapan saja pada sebagian besar penduduknya, rasa individualisme dan persaingan yang membuat setiap orang lupa sebagai makhluk social. Kebutuhan hidup yang semakin banyak, persaingan untuk menjadi yang lebih dibandingkan yang lainnya adalah sebab utama hilangnya rasa kebersamaan dan kegotong royongan.

Kehidupan kota yang semakin maju dengan segala pengetahuan baru dan teknologi yang baru, perlu ada pemahaman yang jelas tentang kategori majunya tersebut. Apakah maju dalam konsep ilmu pengetahuan baru, atau justru sebaliknya merupakan kemunduran tentang azaz nasional. Kehidupan yang membuat berpikir tentang ilmu-ilmu barat yang dalam banyak persepsi menyebut Barat sebagai Negara maju.

Sistem pendidikan yang sebagian besar mempelajari ilmu pengetahuan baru, tanpa mempelajarai kearifan local yang ada disekitar lingkungan pendidikan itu sendiri. Banyak pengetahuan para orang tua terdahulu yang sekarang sudah hilang.

Kemajuan pendidikan yang saat ini hampir merata diseluruh wilayah justru rasa kegotong royongan itu semakin hilang. Apakah ini disebabkan oleh lembaga pendidikan atau oleh system pendidikan nasional……..? Kota yang hampir seluruh penduduknya memiliki pendidikan tinggi justru rasa kebersamaannya rendah, sementara Desa atau kampung yang ada dipelosok dengan rata-rata penduduknya memiliki pendidikan rendah tetapi sifat kegotong royongan dan kebersamaannya masih terpelihara sampai saat ini, seperti yang ada di Dusun Dasan Baro, Desa Karang Bajo, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara – Nusa Tenggara Barat.

Salah satu warga Masyarakata yang bernama “Srimalaip” rencananya pada bulan Sawal yang akan datang akan mengadakan acara Qhitanan anaknya secara Adat Bayan. Pada hari Senin, 30 Mei 2016 diawali dengan mempersiapkan kayu bakar untuk kebutuhan memasak pada saat persiapan dan puncak acara. Dari awal sampai puncak acaranya akan dilakukan bersama dengan Masyarakat yang ada disekitar lingkungan Desa Karang Bajo, hal ini menunjukan bentuk Gotong Royong dalam segala kegiatan yang dilakukan dalam acara Qhitan Adat tersebut masih terpelihara dengan baik.

Acara Qhitan Adat Bayan Kepembekelan Karang Bajo membutuhkan waktu sekitar satu bulan setengah, dari mulai persiapan sampai puncak acara. Ritual dilakukan selama dua hari, hari pertama yaitu minggu disebut dengan “kayu aiq”, dan hari kedua senin disebut “Gawe” atau puncak acara. Sebelum puncak acara tersebut dilaksanakan ritual pembuka pada hari jumat sebelumnya, dan setelah puncak acara itu dilkukan penutupan pada hari jumatnya.

Peran Masyarakat dalam membantu keluarga yang punya acara sudah memiliki tugas dan fungsi masing-masing. Perempuan yang masih muda akan mempersiapkan jamuan makanan, sementara perempuan yang tua untuk menyiapkan segala sesuatu kebutuhan terakit dengan ritualnya. Bagi kaum laki-lakipun demikian, yang muda bertugas untuk menyambut para tamu dan menyiapkan segala kebutuhan bahan makanan, dan yang tua akan mengatur jalannya prosesi Qhitanan Adat tersebut. Orang yang punya acara hanya bertugas untuk menyiapkan segala bahan kebutuhan, dan menemani tamu yang diundang saja.

Bayan merupakan salah satu wilayah yang ada di Kabupeten Lombok Utara yang masih kental dengan Adat Istiadatnya. Dalam setiap prosesi adat yang dilakukan oleh Masyarakat akan dilaksnakan secara bersama, hal inilah yang membuat solidaitas antar sesama yang masih terpelihara sampai saat ini.

Bagaimana dengan Masyarakat yang ada disekitar Anda, apakah rasa gotong royong masih terpelihara dengan baik………………?

No comments:

Post a Comment