Masyarakat Adat Bayan yang sampai saat ini masih exist melakukan segala aktifitas para pendahulu atau leluhunya menjadi sesuatu yang sangat menarik dalam kehidupan yang sekarang ini, baik itu bagi beberapa kalangan yang memang sangat suka dengan adat istiadat, maupun dari kalangan pendidikan seperti Universitas yang sangat erat hubungannya dengan jurusan pendidikan yang ditempuh.
Kegiatan Penelitian di Komunitas Adat Bayan dilaksanakan selama tiga hari, yaitu tanggal 5 sampai
dengan 7 Mei 2017. Pada hari pertama kedatangan sekitar jam 17.00 para Rombongan Mahasiswa langsung beristirahat karena telah menempuh perjalanan yang jauh, yaitu dari Selong Lombok Timur. Hari kedua baru berdialog dengan para Nara Sumber, dan pada hari yang terakhir yaitu 7 Mei 2017 adalah klarifikasi dari hasil wawancara dan juga pemantapan tentang Wariga Sereat Adat Bayan (Kalender Bayan).
Universitas Hamzanwadi Program Studi Pendidikan Sisial adalah salah satu jurusan di Universitas yang memiliki salah satu mata kuliah yaitu Studi Lapangan. Tujuan materi yang akan diteliti dalam kegiatan Studi Lapangan ini adalah 6 pokok bahasan yaitu Sistem Kekerabatan, Sistem Perkawinan, Sejarah, Sistem Pertanian, Ritual Adat, dan Penanggalan Sasak.
Kegiatan ini difasilitasi oleh Kelompok Pengelola Pendidikan dan Pariwisata Adat Bayan. Nara sumbernya adalah para tokoh adat dan juga pemuda yang memang tinggal disekitaran Bayan dan juga sebagai pejabat adat Bayan, jumlahnya ada 4 orang, yaitu Amaq Lokaq Walin Gumi, Sumadim, Renadi, dan Kertajip.
Amaq Lokaq Walin Gumi adalah jabatan adat yang tugasnya sebagai pembuka sebuah lahan atau bumi yang akan dimanfaatkan untuk tempat tinggal atau sebagai lahan pertanian. Orang yang menjadi Narasumber dan juga sebagai pemegang pejabat adat yang menjadi Nara Sumber ini sebelumnya pernah menjabat sebagai Pembekel Adat dan juga Kepala Dusun dimasa Orde Baru.
Masyarakat Adat Bayan yang dalam dalam struktur keperintahan adatnya terdapat empat kepembekelan yaitu Karang Bajo, Bat Orong, Timuq Orong, dan Loloan. Sumadim yang merupakan garis keturunan Kepembekelan Loloan adalah pemuda yang selalu aktif dalam setiap ritual adat yang memiliki banyak pengetahuan tentang keseharian Masyarakat.
Nara Sumber yang kedua adalah Renadi, yang saat ini sebagai sekretaris di Lembaga Pranata Adat Gubuk Karang Bajo. Kegiatannya adalah mendokumentasikan segala yang berhubungan dengan Masyarakat Adat Bayan dalam bentuk video, foto, dan juga tulisan. Dengan adanya beberapa dokumentasi yang disimpan dan juga sebagai Masyarakat Adat Bayan inilah sehingga bisa sebagai Nara Sumber untuk kegiatan Studi Lapangan yang dilakukan.
Pada pembahasan tentang penanggalan sasak secara umum atau yang disebut Wariga Sereat Adat Bayan (Kalender Bayan) yang memahami adalah Kertajip. Kalender Adat Bayan merupakan acuan untuk melaksanakan atau mengetahui Jadwal Ritual Adat Bayan tiap tahunnya dan juga untuk mengetahui hari baik dalam setiap malkukan dan juga merencanakan kegiatan sehari-hari.
Kegiatan Penelitian di Komunitas Adat Bayan dilaksanakan selama tiga hari, yaitu tanggal 5 sampai
dengan 7 Mei 2017. Pada hari pertama kedatangan sekitar jam 17.00 para Rombongan Mahasiswa langsung beristirahat karena telah menempuh perjalanan yang jauh, yaitu dari Selong Lombok Timur. Hari kedua baru berdialog dengan para Nara Sumber, dan pada hari yang terakhir yaitu 7 Mei 2017 adalah klarifikasi dari hasil wawancara dan juga pemantapan tentang Wariga Sereat Adat Bayan (Kalender Bayan).
Universitas Hamzanwadi Program Studi Pendidikan Sisial adalah salah satu jurusan di Universitas yang memiliki salah satu mata kuliah yaitu Studi Lapangan. Tujuan materi yang akan diteliti dalam kegiatan Studi Lapangan ini adalah 6 pokok bahasan yaitu Sistem Kekerabatan, Sistem Perkawinan, Sejarah, Sistem Pertanian, Ritual Adat, dan Penanggalan Sasak.
Kegiatan ini difasilitasi oleh Kelompok Pengelola Pendidikan dan Pariwisata Adat Bayan. Nara sumbernya adalah para tokoh adat dan juga pemuda yang memang tinggal disekitaran Bayan dan juga sebagai pejabat adat Bayan, jumlahnya ada 4 orang, yaitu Amaq Lokaq Walin Gumi, Sumadim, Renadi, dan Kertajip.
Amaq Lokaq Walin Gumi adalah jabatan adat yang tugasnya sebagai pembuka sebuah lahan atau bumi yang akan dimanfaatkan untuk tempat tinggal atau sebagai lahan pertanian. Orang yang menjadi Narasumber dan juga sebagai pemegang pejabat adat yang menjadi Nara Sumber ini sebelumnya pernah menjabat sebagai Pembekel Adat dan juga Kepala Dusun dimasa Orde Baru.
Masyarakat Adat Bayan yang dalam dalam struktur keperintahan adatnya terdapat empat kepembekelan yaitu Karang Bajo, Bat Orong, Timuq Orong, dan Loloan. Sumadim yang merupakan garis keturunan Kepembekelan Loloan adalah pemuda yang selalu aktif dalam setiap ritual adat yang memiliki banyak pengetahuan tentang keseharian Masyarakat.
Pada pembahasan tentang penanggalan sasak secara umum atau yang disebut Wariga Sereat Adat Bayan (Kalender Bayan) yang memahami adalah Kertajip. Kalender Adat Bayan merupakan acuan untuk melaksanakan atau mengetahui Jadwal Ritual Adat Bayan tiap tahunnya dan juga untuk mengetahui hari baik dalam setiap malkukan dan juga merencanakan kegiatan sehari-hari.
No comments:
Post a Comment